Satu event yang saat ini ditunggu-tunggu seluruh insan PT Rekayasa Industri (Rekind), yakni digelarnya event Town Hall Meeting (Temu Wicara). Event yang biasa digelar tahunan tersebut merupakan kegiatan komunikasi aktif antara jajaran Direksi dengan seluruh Karyawan Rekind yang pijakannya fokus pada kondisi perusahaan saat ini.
Jalinan komunikasi ini sangat penting dan menjadi pusat perhatian yang ditunggu—tunggu oleh seluruh Rekindist mengingat situasi yang terjadi saat ini, Rekind tengah dihadapai berbagai tantangan yang cukup berat dan kompleks.
Pada Jumat (22/7) bertempat di Home Office Rekind Kalibata, Pancoran Jakarta Selatan, digelar kegiatan yang ditunggu-tunggu tersebut. Dihadiri langsung oleh Direktur Utama Rekind – Triyani Utaminingsih, Bondan Priwastandana – Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) serta Direktur Operasi dan Teknologi/ Pengembangan, Yusairi yang kebetulan tengah berada di Site Project JTB.
Didampingi Manajemen dan sejumlah pimpinan Anak Perusahaan Rekind, Town Hall Meeting kali ini juga dihadiri langsung seluruh karyawan dan sejumlah Project Manager (PM) Rekind yang berpartisipasi melalui aplikasi zoom meeting. Point utama kegiatan yang dilaksanakan secara sederhana itu mengagendakan sejumlah point penting seperti kinerja perusahaan dan keuangan, program efisiensi, update restrukturisasi dan upaya-upaya yang dilakukan untuk menjaga eksistensi perusahaan.Ditegaskan Triyani Utaminingsih, kondisi perusahaan saat ini masih relatif belum stabil. Sampai dengan Juni 2022, pendapatan jasa perusahaan masih lebih rendah dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Hal ini disebabkan karena aktual progress Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) dan PLTU Lombok yang dikerjakan Rekind belum sesuai rencana akibat kesulitan likuiditas. Bahkan, pada Juni 2022, terdapat Liquidated Damages (LD) Proyek Rantau Dedap yang berpengaruh negatif pada ekuitas Rekind. Selain itu realisasi beban usaha juga masih di bawah target yang diharapkan.Namun demikian, Bondan Priwastandana memberikan sinyalemen positif terkait laba tahun berjalan. “Dalam konsolidasi, secara akuntasi Rekind mencatatkan laba tahun berjalan sampai dengan Juni 2022 sebesar Rp76,4 miliar. Sekalipun ini hanya tercatat secara akuntansi, tapi ini berpengaruh positif terhadap ekuitas perusahaan,” ungkap Bondan.
Soal rencana restrukturisasi, Bondan menegaskan kalau tahapan-tahapan prosesnya mengalami perubahan dari yang dijadwalkan semestinya. Satu di antaranya terkait proses penandatanganan Master Restructuring Agreement yang sebelumnya ditargetkan akan ditandatangani pada akhir Juni 2022, belum mencapai kesepakatan final.
“Yang mengejutkan lagi para konsultan merekomendasikan agar Rekind memposisikan diri sebagai Projecet Management Consultan (PMC). Padahal secara legalitas Rekind tercatat sebagai perusahaan EPC yang terintegrasi. Ini yang juga perhatian khusus buat kami,” ditambahkan Yusairi.
Namun demikian menurut Triyani berbagai upaya akan terus dilakukan untuk menjaga keberlangsungan perusahaan, di antaranya dengan terus mengejar change order (CO) di sejumlah proyek baik yang sudah dikerjakan maupun dalam proses pengerjaan oleh Rekind.
Di sisi lain, lanjutnya, perusahaan juga terus mendorong proses restrukturisasi untuk bisa segera mencapai tahapan final. Manajemen juga terus berupaya memastikan target SPI & CPI Project tetap tercapai sesuai target. Dan yang tidak kalah penting, Rekind bisa memperoleh kontrak baru untuk proyek non EPC dan services serta melakukan efisiensi terhadap biaya beban usaha dan jasa.
“Kami juga terus mengejar pembayaran dari RDMP JO berupa Pembayaran MP billable dan Pembayaran share down. Kami juga melakukan negosiasi dengan pihak Bank untuk perpanjangan jatuh tempo utang Bank. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan mampu membawa perubahan yang lebih baik bagi perusahaan,” ujar Triyani.
Dipenghujung acara juga ada sesi tanya jawab bagi seluruh karyawan. Ada 3 point penting dalam tanya jawab yang berkembang, pertama menyangkut masalah hak dan kewajiban karyawan. Kedua persoalan asuransi kesehatan dan Kettiga efisiensi perusahaan. Semua dijawab oleh seluruh Direksi dan Manajemen dengan lugas dan terbuka. Intinya apapun, yang dilakukan point pentignya mengacu pada upaya untuk bisa memberikan yang terbaik bagi keberlangsungan perusahaan. “Kami juga dari jajaran Direksi akan selalu terbuka. Apapun akan kami lakukan demi kemajuan Rekind,” tandas Triyani.