Inovasi teknologi digital kembali terlahir. Kali ini datang dari ajang Rekinnovathon 2024 yang digelar sejak 23 April hingga 14 Mei 2024. Inovasi ini murni terlahir dari beragam kreativitas karya seluruh karyawan PT Rekayasa Industri (Rekind) dan Anak Perusahaannya, baik di bidang teknologi, prosedur, manajemen, model bisnis baru serta pengembangan produktivitas kerja.
Inovasi yang baru terlahir tersebut, peruntukannya diarahkan untuk menunjang kegiatan perusahaan, khususnya dalam mendukung proses kegiatan pengerjaan proyek EPC (Engineering, Procurement, & Construction) masa depan. Selain itu, inovasi ini juga diyakini mampu meminimalisir terjadinya kesalahan, meningkatkan kinerja, komunikasi dan mencegah terjadinya fraud.
“Apa yang dilahirkan pada hari ini membuktikan, Rekind masih menjunjung tinggi budaya kerja yang professional dan mengembangkan kompetensi seluruh karyawannya, termasuk Anak Perusahaan. Melalui inovasi ini kami yakin mampu meningkatkan kinerja Rekind dalam pengerjaan Proyek EPC dan menunjang Transformasi bisnis yang tengah kami persiapkan dengan baik,” tegas Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih usai kegiatan Pitching & Awarding Rekinnovathon 2024, di kantor Pusat Rekind, Kalibata Timur I/36, Jakarta, Selasa (21/5).
Inovasi ini juga mampu memperkecil tingkat risiko yang selama ini selalu menjadi momok menakutkan dalam pengerjaan proyek EPC, termasuk mencegah terjadinya fraud. Tingkatan risiko dan fraud ini sangat mempengaruhi income dan tingkat kepercayaan perusahaan EPC, baik selaku kontraktor maupun subkontraktor,” tambah Triyani Utaminingsih.
Sejumlah inovasi yang terlahir dari ajang inovasi tahunan Rekind tersebut di antaranya, Monitoring Material Engineering melalui System Digital Smart Procurement. Inovasi yang didaulat sebagai Juara I di ajang tahunan rekind tersebut memiliki sistem kerja Aplikasi dengan cara memproses segala aktivitas terkait material dari awal Engineering (desain) hingga tiba di lokasi proyek. Digitalisasi Proses Bisnis Pengadaan Material mulai dari Tahap Engineering (BQ), Proses Pengadaan (Tender & PO), Expediting, Shipping, dan Inventory di Site (Field Material Control System).
Untuk Juara II, diberikan pada inovasi Pemanfaatan BOT sebagai Media untuk Akses Informasi Proyek. Inovasi ini hadir untuk menjawab kesulitan dalam memperoleh akses informasi, di mana hal ini menjadi masalah tersendiri dalam mengerjakan suatu proyek. Data proyek yang tersebut di beberapa individu membuatnya sulit untuk diperoleh. Bahkan data tersebut terkadang tidak up to date dikarenakan perlu dikombinasikan dengan data pihak lain. Pekerjaan ini membuat tingkat efisiensi menjadi rendah serta membuat risiko terhadap kesalahan data saat melakukan kombinasi data pun menjadi tinggi. Dengan begitu, pengambilan keputusan oleh pimpinan pun bisa terlambat dikarenakan data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan tersebut belum tersedia.
BOT bisa menjadi salah satu opsi untuk menyajikan informasi proyek. Fitur ini terdapat pada aplikasi yang bisa dengan mudah diinstall di smartphone masing-masing. Tampilannya ringkas sehingga sangat cocok digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sebuah informasi yang ingin diakses.