Saat ini berprofesi sebagai petani belum menjadi pilihan ideal bagi banyak orang di negeri ini. Pasalnya, hidup jadi petani sangat sulit, keras dan jauh dari tingkat kesejahteraan.
Namun tidak demikian halnya dengan petani di Desa Tanjung Karang, Kecamatan Cigalontang, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Mereka punya tekad untuk mengubah nasib petani menjadi lebih baik. Di bawah kepemimpinan Lalan Jaelani selaku Kepala Desa di wilayah ini, meningkatkan kesejahteraan petani bukan sekedar harapan, tapi kenyataan.
Mereka mengembangkan pola pertanian yang unik, satu di antaranya melakukan pola cocok tanam dengan sistem tumpang sari. Artinya dalam sebuah lahan pertanian ditanami empat atau tiga jenis tumbuhan. Sehingga masa panennya berjalan kontinyu.
Kualitas hasil pertanian yang dikembangkan para petani ini juga sangat baik, selain PH tanah sangat bagus, mereka juga mengembangkan bibit-bibit berkualitas. Tidak heran sebelum masa panen, para petani sudah ‘kebanjiran’ order.
Mereka juga memiliki pengembangan pasar yang unik, yaitu memenuhi pasokan buah atau sayur mayur yang tengah langka di pasaran. Strateginya, mengembangkan bibit yang tidak dipilih kebanyakan petani. Sehingga ketika dijual, keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar.
Sistem hasil usaha yang mereka kembangkan juga menjunjung tinggi kebersamaan di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), sehingga tidak ada celah bagi para tengkulak yang ingin meraup untung besar.
Berangkat dari keunikan inilah Rekind menjalin kerjasama dengan para petani tangguh ini melalui bantuan Program Kemitraan yang berkesinambungan. Tujuannya meningkatkan lagi kemandirian dan program usaha yang akan mereka kembangkan. Sehingga upaya untuk mewujudkan kesejahteraan petani bukan hal mustahil untuk bisa diraih. Semoga.