PT Rekayasa Industri (Rekind) terus menunjukkan ‘tajinya.’ Di beberapa ajang bergengsi nasional Rekind selalu memperoleh kepercayaan besar, sebagai bukti atas karya kerja terbaiknya, komitmen dan eksistensinya sebagai perusahaan di bidang Engineering, Procurement dan Construction (EPC). Kali ini Rekind didaulat meraih 2 penghargaan di ajang Indonesian Conference Competition Occupational Safety & Health (ICC OSH) 2021, Rabu (31/3).
Rekind dipercaya meraih Penghargaan 4 Bintang melalui inovasi besutan Fandy Maulana Syah Rizal dan Kris Nur Akbar yang mendemonstrasikan tentang “Penggunaan AI (Artificial Intelligence) dalam Aktivitas Site”. Inovator Rekind lainnya, Muhammad Faisal, dr. Redi Gunawan dan Dupi Parlaungan yang mengangkat tajuk “Pencegahan & Penanganan COVID-19 di Proyek (site percontohan: Proyek PLTU Lombok),” juga dipercaya meraih Penghargaan 2 Bintang melalui ajang nasional yang digagas LPSDM YAPRIKA dan Wahana Kendali Mutu itu.
ICC OSH 2021 merupakan kegiatan yang mendemontrasikan keunggulan dalam penerapan Sistem Manajemen K3 di perusahaan BUMN dan Swasta (PMA & PMDN). Kegiatan yang digelar secara daring itu, dilaksanakan dalam rangka mendukung Bulan K3 Nasional 2021, yang tahun ini mengangkat tema “Penguatan Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Berbudaya K3 pada Semua Sektor.”
Dalam Industri 4.0, inovasi-inovasi ini membuka peluang dalam menurunkan potensi bahaya K3 dikarenakan fungsi manusia digantikan oleh otomasi dan kecerdasan buatan serta beberapa jenis pekerjaan dapat dilakukan secara virtual, namun tetap memperhatikan human interaction yang dibutuhkan di lapangan.
“Rekind sendiri merupakan perusahaan EPC dimana bisnis yang dilakukannya memiliki level risiko yang sangat tinggi, sehingga dengan menerapkan teknologi kecerdasan buatan dapat mengeliminasi hambatan-hambatan yang biasanya muncul jika dilakukan manusia,” ujar Edy Sutrisman, SVP Corporate Seceretary & Legal Rekind.
Di sisi lain, melalui inovasi ini diyakini mampu memangkas proses alur birokrasi dan mempermudah serta mempercepat dan mengefisiensikan biaya yang dibutuhkan. Bahkan, digitalisasi yang dibuat diitekankan untuk menghindari dampak buruk pada penerapannya, misalnya disubmitnya data palsu atau dokumen dokumen yang tidak valid.
“Maka dari itu, sistem yang dikembangkan Rekind titik beratnya harus mampu menjembatani percepatan pencapaian Budaya K3 bagi seluruh karyawan di Perusahaan,” tambah VP HSE Rekind Hendi Hidayat.