PT Rekayasa Industri (Rekind) menyalurkan bantuan dana pinjaman bagi 50 petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Bantuan pinjaman ini merupakan dukungan Rekind terhadap pelaksanaan kegiatan Program Makmur yang digagas PT Pupuk Indonesia (Persero) selaku holding dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) .
Dalam program ini Rekind hadir membantu para petani guna menjalankan dan menjaga keberlanjutan usaha pertaniannya yang sudah dilakukan secara turun temurun.
Program ini bisa berjalan berkat dorongan perwujudan sinergi yang dilakukan antara Rekind, PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP) dan Jasindo. Masing-masing perusahaan milik negara tersebut berperan dalam menunjang keberhasilan Program Makmur ini.
Rekind mendukung dari sisi bantuan pinjaman pendanaan UMK . PKC berperan dalam pendampingan petani, terutama dalam penyaluran pupuk non subsidi dan pestisida serta pendampingan bagi petani. Sedangkan PIP merupakan off taker untuk membeli gabah petani yang memperoleh dana bantuan pinjaman sesuai harga ecaran tertinggi (HET) dan mengawal pengembalian dana tersebut kepada Rekind. Sedangkan Jasindo menjamin usaha para petani jika dalam pelaksanaannya muncul peristiwa di luar kuasa pihak yang bersangkutan/petani (force majeure).
Penyaluran bantuan dilaksanakan di Saung Gapoktan Cinta Karya, Desa Lamahkarya, Senin (22/8). Dihadiri Herman Susatyo – VP Comdev & CSR Rekind, Siswono-Agrosolusi PT Pupuk Kujang, Windy Apryan dari Jasindo dan 50 orang petani di bawah pimpinan H Asep Saepudin selaku Ketua Kelompok Tani.
Para petani ini datang dari sejumlah desa dan kecamatan di Kabupaten Karawang. Di antaranya Desa Lemahkarya, Desa Dayeuhluhur, Desa Ciptamargi, Desa Pagadungan, Desa Sumberjaya, Desa Jayanegara di Kecamatan Tempuran. Ada juga yang datang dari Desa Pasirkamuning Kecamatan Telagasari. Bahkan ada yang dari Desa Kertamukti, Desa Pusakajaya Selatan, Kecamatan Cilebar, dan tidak ketinggalan dari Desa Gombongsari Selatan Kecamatan Rawamerta.
“Apa yang kami lakukan dengan program ini merupakan bentuk perwujudan sinergi dan soliditas di antara anak perusahan PT Pupuk Indonesia dalam menunjang Program Makmur ini berjalan maksimal sesuai target yang direncanakan, di antaranya mewujudkan kesejahteraan bagi para petani,” ujar Direktur Utama Rekind Triyani Utaminingsih di tempat terpisah.
Program Makmur, merupakan ekosistem yang mengintegrasikan petani dengan stakeholder yang berhubungan dengan budidaya pertanian dari hulu hingga hilir, seperti agro input, lembaga keuangan (perbankan), jasa asuransi, pemerintah daerah (pemda), teknologi pertanian, dan offtaker. Program yang memiliki makna Mari Kita Majukan Usaha Rakyat ini juga mengadopsi praktik pertanian unggul dan penggunaan pupuk non subsidi.
Program ini dilakukan 2 kali musim tanam. Dalam setiap program bantuan masing-masing petani diberikan bantuan dana pinjaman sebesar Rp 10 juta, dengan suku bunga anuitas 6% (enam) per tahun, terhitung sejak tanggal realisasi atau pemberian dana pinjaman.
Untuk perdana, program bantuan pinjaman ini dilaksanakan pada musim Rendeng (musim tanam pada Agustus, September, Oktober, November, Desember dan Januari. Kemudian penyaluran bantuan berikutnya akan digelontorkan, juga sebesar Rp 10 juta pada musim tanam Gadu ( musim tanam pada Februari, Maret, April, Mei, Juni dan Juli). Pinjaman kedua baru bisa direalisasikan dengan syarat apabila petani mengembalikan pinjamannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Program dana pinjaman ini digunakan petani untuk pembelian Saprodi (Sarana Produksi Padi), seperti pupuk Non Subsidi dan pestisida. Kemudian pembayaran Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan uang cash yang ditujukan untuk pengolahan tanah sawah.
Sebelum menandatangani kontrak kerjasama, para petani terlebih dahulu diajak untuk memahami isi kontrak perjanjian yang disepakati antara petani dengan Rekind. “Saya berhap bapak ibu sekalian juga amanah dalam mengelola uang ini dengan baik serta juga mengembalikan pinjaman ini sesuai dengan perjanjian yang kita sepakati. Sehingga bantuan yang kami berikan ini benar-benar bermanfaat dan bisa difungsikan kembali bagi para petani yang jumlahnya lebih banyak lagi,” ungkap Herman Susatyo.
Sejak diluncurkan, program Makmur telah terlaksana di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara.