Sejak awal dibukanya kegiatan ‘Business Matching’ Belanja Produk Dalam Negeri 2023, stand PT Rekayasa Industri (Rekind) menjadi pusat perhatian banyak pengunjung, baik masyarakat maupun pejabat swasta dan negara, termasuk Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Di kegiatan yang digelar sejak 15-17 Maret 2023 di Istora Senayan, Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta itu, Rekind yang hadir di stand 311, menyuguhkan beragam informasi karya-karya terbaik yang pernah dikerjakannya. Seperti halnya pembangunan pabrik pupuk, pembangkit listrik, kilang Migas, pabrik petrokimia dan sebagainya. Di stand itu juga terpampang miniatur rancang bangun dan perekayasaan Rekind di Proyek Blue Sky Balongan.
“Proyek Blue Sky Balongan yang diresmikan pada 28 Agustus 2005 merupakan mega proyek, sekaligus sebuah tonggak bersejarah karena merupakan kilang minyak pertama di Indonesia yang dibangun oleh putra-putri Indonesia melalui Rekind selaku kontraktor utamanya. Lewat proyek ini juga Rekind mampu meluluskan harapan pemerintah untuk menyerap kandungan lokal sebesar 42,54 persen, ” ujar Yusairi, Direktur Operasi dan Teknologi/Pengembangan Rekind usai mendampingi Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Capaian kandungan lokal tersebut menurut Alumnus Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) ’89 ini, menunjukkan komitmen Rekind yang selalu mengedepankan produk-produk dalam negeri berkualitas guna mendukung setiap kegiatan project yang dikerjakannya. Kalaupun ada komponen yang harus diimpor, itu merupakan pilihan terakhir, karena bagi perusahaan yang berdiri sejak 12 Agustus 1981 itu, Indonesia memiliki banyak produk-produk berkualitas dalam menunjang kegiatan di bidang industri EPC. Di sisi lain, Rekind juga berkomitmen untuk merekrut atau memperkerjakan tenaga-tenaga terampil lokal dalam pengerjaan proyek. Kompetensi mereka ditingkatkan melalui transfer knowledge oleh engineer-engineer terbaik Rekind.
Ditambahkan Yusairi, dalam kurun waktu empat tahun terakhir realisasi nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sejumlah proyek yang diikerjakan Rekind, realisasinya rata-rata mencapai angka 53,47%. Semua nilai TKDN tersebut diverifikasi langsung oleh lembaga verifikasi independent (PT Sucofindo dan PT Surveyor Indonesia).
Upaya Rekind meningkatkan nilai TKDN, sudah dimulai sejak pembuatan proposal proyek, desain perekayasaan awal (Front End Engineering Design/FEED) hingga pelaksanaan pembangunan atau konstruksi proyek. Bahkan dalam pengadaan barang dan jasa, Rekind selaku kontraktor kerap menetapkan batasan nilai TKDN yang harus dipenuhi oleh setiap vendor dan/atau sub kontraktor di dalam kontrak pekerjaannya masing-masing.“Jika nilai TKDN tidak terpenuhi sesuai kontrak, kami tidak segan memberikan sanksi tegas kepada mereka (vendor dan subkontraktor),” jelas peraih gelar Magister Gas Engineering & Management University of Salford, Inggris Tahun 2004 tersebut.
Meskipun demikian, lanjut Yusairi, perlu dipahami nilai TKDN sangat bergantung dengan cost estimate barang dan jasa. Fluktuasi pada cost estimate juga akan mengakibatkan terjadinya fluktuasi nilai TKDN. Di sisi lain, tinggi rendahnya pemanfaatan TKDN setiap proyek juga sangat bergantung dari seberapa besar kemauan pemilik proyek. Kondisi ini biasanya terjadi karena harga material di perusahaan lokal bisa menjadi lebih mahal ketimbang impor.