PT Rekayasa Industri (Rekind) pada Rabu 11 September 2024, kedatangan tamu istimewa. Sosok tamu itu tidak lain, Jonna Aman Damanik, Komisioner Komisi Nasional Disabilitas RI.

Di hari tiu, pria yang juga tuna netra tersebut, membawa sedikit gambaran besar tentang pentingnya membangun prespektif dan kesadaran tentang disabilitas di lingkungan kerja kepada sejumlah karyawan dan Top Leaders Rekind. Gambaran itu dibawa untuk kemudian dituangkannya dalam kegiatan Sharing Session for Leaders, bertajuk : Membangun Perspektif Disabilitas Bersama Top Leaders PT Rekayasa Industri.

Hampir satu harian pria yang dikenal bersuara vocal memperjuangkan nasib para penyandang disabilitas di tanah air itu, berdiskusi panjang lebar untuk menggali sejauh mana peran Rekind dalam mengedapankan komitmen untuk menciptakan linkungan kerja yang lebih inklusif dan ramah bagi semua karyawan, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Salah satu yang mengemuka dan menjadi perhatian Jonna, belum lama ini Rekind memberikan bantuan Pendidikan bagi kemandirian anak-anak down sysndrome di sekolah Insan Anugerah, Cinere, Depok, Jawa Barat. Bahkan tidak hanya itu, Rekind juga memdukung kemandirian anak-anak tersebut, dengan memboyongnya ke sejumlah pameran bergengsi nasional dan internasional di Jakarta belum lama ini. Maklum, sejumlah anak berkebutuhan khusus tersebut piawai meracik kopi bertajuk Mosaik Kopi yang dijual bebas. Kemampuan akan kemandirian inilah yang terus dikedepankan Rekind. Tujuannya, agar masyarakat banyak juga memiliki kesadaran serupa, terutama untuk memberi tempat khusus bagi mereka sebagai salah satu bekal dalam menjalani hidup. Langkah yang dilakukan Rekind dinilai sebagai salah satu upaya untuk menghapus stigma terkait disabilitas yang hingga saat ini masih kuat melekat dalam kehidupan keseharian masyarakat.

“Sebenarnya kalu kita pahami, teman-teman disabilitas itu sama ‘sempurna dan normalnya’ dengan teman-teman non disabilitas. MEskipun tuna netra mereka juga masih tetap bisa membaca seperti halnya yang non disabilitas, sebab teknologi sudah mendukung dan menunjang untuk itu semua. Sehingga tidak ada lagi sekat kokoh yang memisahkannya. Kesempurnaan tersebut berpulang kepada Allah SWT menciptakan “barang reject”? Pasti ada makna dan hikmah di balik semua itu semua,” papar Jonna saat menjadi pembicara.

Program sharing session ini juga mencakup sesi simulasi yang memberikan pengalaman langsung tentang berbagai jenis disabilitas, sehingga peserta dapat lebih memahami dan empati terhadap tantangan sehari-hari yang dihadapi oleh rekan kerja mereka. Program yang dilakukan termasuk di dalamnya penyesuaian fasilitas fisik untuk memenuhi kebutuahn aksebilitas, serta kebijakan fleksibel terkait dengan jadwal kerja dan tugas-tugas untuk mendukung karyawan dengan disabilitas.

“Kami percaya bahwa keberagaman dan inklusi adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kerja yang inovatif dan produktif. Dengan program ini, kami berharap dapat membangun pemahaman yang lebih baik tentang disabilitas dan memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang kemampuannya, merasa dihargai dan memiliki kesempatann yang sama untuk sukses,” tandas SVP Human Capital Rekind Lani Sukma ID.

Dengan inisiatif ini, Top Leader Rekind diajak untuk tidak hanya berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang disabilitas tetapi juga bertekad untuk menciptakan tempat kerja yang lebih inklusif dan adil bagi semua karyawan.